Saturday, April 28, 2018

Jeritan Hati Seorang Ayah

Jeritan Hati Seorang Ayah Sebagai seorang yang bergelar ayah yang berkewajiban memenuhi kebutuhan istri dan anak-anak disini ayah berdiri untuk kalian orang yang sangat ayah sayangi bertahan melawan kerasnya drama kehidupan, terutama untuk putri-putri ayah.

Wahai putri kecil ayah setiap saat wajah kalian yang selalu terselip di benak ayah setiap saat wajah kalian yang selalu terselip di benak ayah ketika mengingat wajah kecil kalian , lelah serta beban ayah terasa hilang.

Apa yang ayah lakukan saat ini ialah semata-mata untuk masa depan dan kebahagian kalian , maaf jika saat ini ayah tidak bisa memberikan hal lebih kepada kalian , tidak seperti ayah-ayah mereka yang dapat mengabulkan semua keinginan putrid mereka.

Sesungguhnya ayah sudah sangat berusaha menjadi ayah terbaik untuk putri-putri ayah memberikan nafkah, kasih sayang, perlindungan tapi mungkin ayah beda, ayah tidak dapat membangun rumah mewah, ayah tidak memakai mobil mewah dan ayah tidak punya banyak uang, tapi ketahuilah semua usaha dan cara telah ayah lakukan untuk kebahagiaan kalian, mungkin ini sebuah ujian dari Sang Khalik untuk ayah agar ayah lebih tekun, lebih giat dalam berusaha dan bekerja.

Hati ayah sesak sekali tidak bisa memberikan keinginan yang putri-putri ayah inginkan, batin ayah terasa sesak, seakan dunia sempit, gelap tanpa sedikitpun cahaya batin ayah tersiksa ingin ayah berlari dan teriak maafkan ayah.

Ketika ayah berjalan, ayah melihat sebuah gaun merah muda di sebuah toko yang sangat besar dimana parkiran toko itu dipenuhi dengan mobil-mobil mewah, ayah membayangkan pasti sangatlah mahal gaun merah muda itu warna kesukaan putriku. Andai putri ayah yang memakai gaun itu betapa cantiknya putri ayah, ingin ayah belikan namun apa daya mungkin uang ayah hanyalah recehan tidak cukup untuk membeli gaun itu.

Terasa semakin sesak batin ayah di tengah panasnya teriknya matahari, banyak orang berjalan dengan tujuannya masing-masing, terasa semangkin jatuh ke dalam jurang yang amat dalam dengan rintihan hati, hanya dapat menghelu dan mengusap dada yang sudah cukup tua ini.

Tapi ayah tidak menyerah ayah janji suatu saat akan ada dimana ayah sukses dan ayah yakin, tidak mungkin di dalam dunia ini. Ayah yakin suatu saat ayah pasti bisa membahagiakan kalian dan terlepas dari beban hidup ini, akan ayah pegang erat tangan kalian menuju masa depan yang gemilang dimana hari-hari kita habiskan dengan sebuah senyuman kebahagiaan. Karangan : Kartika Mandasari

mykartikamandasari